31. Pecinta Kematian

Secara psikologis sebenarnya sikap dan perbuatan para pembunuh ini  tidak sesederhana itu. Karakter masing masing orang berbeda ketika menyikapi masalah kekerasan tersebut. Erich Fromm menjelaskan bahwa manusia terdiri dari dua karakter yang berbeda dalam menyikapi hidup dan mati. Masing masing karakter tersebut bukanlah bawaan DNA namun merupakan pembelajaran dari masing-masing individu sejak dia bayi hingga dia bisa menentukan sikapnya sendiri. Karakter manusia terdiri dari dua macam karakter yaitu karakter pecinta kehidupan dan karakter pecinta kematian. Spektrum dari masing masing karakter ini sangat luas sehingga kadang tidak bisa dilihat karakter asli manakah milik dari seseorang yang kita kenal.

Fromm menyebutkan dua macam posisi manusia dalam menyikapi kehidupan. Pertama adalah biofilia, yang berarti mencintai kehidupan. Sikap ini merupakan orientasi normal yang dimiliki oleh orang-orang yang waras. Biofilia tidak dibentuk oleh sifat tunggal, tetapi merepresentasikan orientasi total, sebuah keseluruhan cara berada manusia. Biofilia dimanifestasikan oleh proses-proses kebertubuhan seseorang, baik dalam emosi, pikiran maupun gerak-geriknya dalam kehidupan sosial. Pendekatan biofilia terhadap kehidupan lebih bersifat fungsional daripada mekanis. Kedua adalah necrofilia, yang berarti mencintai kematian. Manusia jenis ini dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan tampak normal. Mereka bersikap ramah, bicaranya mudah memancing keakraban, dan bersahabat, tetapi sesungguhnya sangat mencintai kematian. Ia begitu terpesona terhadap kematian, jenazah, kerusakan, kekotoran, dan segala sesuatu yang bagi orang normal bersifat mengerikan.

Fromm menganggap bahwa necrofilia merupakan gejala patologis yang bersifat menular melalui jalinan antar-manusia dalam struktur sosialnya. Dalam jaringan sosial, necrofilia mampu berkembang secara cepat. Kehidupan yang dibirokratisasikan dengan corak industrial dan peradaban masal merupakan lahan yang sempurna bagi berkembang-biaknya necrofilia. Dalam dunia industrial, hubungan antar-manusia berubah menjadi hubungan antara bendabenda dan kehilangan makna kemanusiaannya. Oleh karena itu, tidak jarang manusia bahkan menjadi lebih akrab dengan mesin mesin (termasuk gadget).

Freud (1856-1939) menyebutkan adanya dua jenis dorongan yang dimiliki oleh manusia. Yang pertama adalah eros, yaitu dorongan untuk hidup. Yang kedua disebut thanatos, yaitu dorongan untuk mati. Freud beranggapan bahwa dorongan untuk hidup dan dorongan untuk mati sebagai sesuatu yang bersifat terberi (given) begitu saja secara biologis dan bersifat konstan.

Berikut adalah latihan untuk mengenali karakter dalam diri Anda apakah condong ke pecinta kehidupan ataukah ke pecinta kematian. Perlu dicatat bahwa karakter ini bukanlah diri kita yang sesungguhnya. Karakter ini adalah karakter diri Anda yang palsu, yang selama ini Anda anggap sebagai diri Anda yang sesungguhnya. Dengan mengenali keburukan dalam kepribadian palsu kita maka akan bisa dipilah antara yang harus kita pertahankan dan yang harus kita buang.

Latihan Keempat

  1. Bersendirilah dalam suasana yang tenang.
  2. Fokuslah. Ingatlah semua hal buruk yang pernah Anda lakukan. Semua hal buruk yang diketahui oleh orang lain maupun yang hanya diketahui oleh Anda.
  3. Dari semua hal buruk yang pernah Anda lakukan pilah-pilahlah antara keburukan yang menurut Anda intensitasnya ringan dan yang intensitasnya berat.
  4. Pilahlah keburukan itu antara keburukan yang berakibat merugikan orang lain dan keburukan yang hanya merugikan diri Anda sendiri.
  5. Tuliskan semua hal buruk tersebut pada selembar kertas.
  6. Berilah tAnda pada keburukan-keburukan yang benar-benar membuat Anda merasa malu.
  7. Berilah tAnda pada keburukan yang masih menjadi ganjalan pada hati Anda hingga saat ini, atau keburukan yang apabila mengingatnya Anda masih merasakan malu.
  8. Pikirkanlah satu demi satu, bagaimana Anda akan berdamai dengan keburukan-keburukan itu. Apakah ada yang bisa ditebus dengan melakukan sesuatu, atau dengan mengganti sesuatu, atau meminta maaf pada seseorang.
  9. Buatlah rencana penyelesaian bagi masing-masing masalah yang timbul akibat perbuatan buruk Anda. Rencana penyelesaian mungkin bisa bervariasi dari sekedar mengirim email permohonan maaf hingga menemui sesorang untuk membuat pengakuan.
  10. Jangan menghindari konflik. Bila memang Anda harus bertemu seseorang untuk menyelesaikan masalah, temuilah.
  11. SeAndainya ada beberapa masalah yang sudah tidak bisa diselesaikan karena situasi dan kondisi yang memang sudah tidak memungkinkan maka tebuslah kesalahan itu dengan cara lain yang menurut Anda sepadan.
  12. Proses ini mungkin bisa memakan waktu berbulan-bulan dan menyita sebagian waktu Anda. Karena itu maka latihan ini bisa dilakukan di saat Anda benar-benar senggang.
  13. Inti dari latihan ini adalah; jangan menyimpan konflik dalam jiwa, jangan mengasihani diri Anda sendiri. Tebuslah semua kesalahan yang pernah Anda lakukan. Sekecil apapun kesalahan itu. Paksalah diri Anda menjalani latihan yang berat ini. Anda benar-benar harus memaksakan diri sampai batas yang sangat tinggi. Paksalah diri Anda melakukan hal-hal yang tidak Anda sukai, yaitu dengan merendahkan diri, mengalah, memohon maaf pada semua kesalahan Anda.

Secara alami ego Anda akan menolak latihan ini, menolak untuk mengaku salah dan menolak untuk meminta maaf. Ego kita serupa dengan iblis yang selalu mendongak tegak dihadapan orang lain. Ego kita dibesarkan oleh berbagai pujian, pencapaian dan kepemilikan. Namun Ego itu bukanlah kita. Anda -yang sesungguhnya- bukanlah ego yang bisa terluka saat ada orang lain yang mencemooh, menertawai dan menganggap rendah. Apabila Latihan ini bisa Anda selesaikan secara tuntas, Anda akan sadar bahwa selama ini ternyata telah dipermainkan oleh ego, telah melindungi ego sedemikian rupa dari berbagai serangan. Anda “merasa” memiliki harga diri, Anda menganggap semua yang Anda “miliki” akan terganggu oleh ucapan orang lain. Apabila setelah menjalani beberapa kali latihan Anda merasa bodoh berarti telah muncul kesadaran yang mengenali kecenderungan nekrofilia dalam diri Anda. Dan bila sampai pada tahap perasaan ini berarti Anda sudah berada digerbang kesadaran dan kebijaksanaan seorang biofilia.