40. Agama Dan Kesadaran

Semua agama dan kepercayaan memiliki tujuan memperbaiki moral manusia. Dengan kalimat lain; beragama, bila dilakukan dengan sebenar-benarnya akan membawa penganutnya pada kesadaran yang lebih tinggi dan moralitas yang lebih baik. Agama memiliki banyak aspek yang secara keseluruhan harus dipahami dan dipatuhi oleh penganutnya, paling tidak ada enam aspek yang harus dipenuhi oleh para penganut apabila ia ingin mendapatkan manfaat dari agama yang dianutnya.

  1. Aspek psikologis
  2. Aspek esoteris
  3. Aspek kemasyarakatan
  4. Aspek ketuhanan
  5. Aspek fisiologis
  6. Aspek ritual

Saya hanya akan membahas sedikit aspek psikologis karena berbagai aspek yang lain sudah banyak dibahas di acara-acara keagamaan, di ceramah dan kotbah. Saya ingin memberi contoh aspek psikologis ibadah shalat dalam agama Islam.

Dalam Islam disebutkan bahwa “Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar.” Hal ini membawa kita kepada pertanyaan; mengapa masih banyak orang yang rajin shalat tetapi melakukan hal-hal buruk (keji dan munkar? Jawaban untuk pertanyaan ini sangat sederhana; Siapapun yang shalat dengan benar akan memiliki sistim kesadaran yang bisa mencegahnya dari melakukan perbuatan keji dan munkar. Kesadaran yang didapatkan ketika seseorang melakukan shalat ini berasal dari berbagai proses psikologis, fisiologis (berbagai proses hormon dan kelistrikan sistem saraf), proses esoteris (sinkronisasi batin dengan vibrasi Ilahi) dan berbagai proses lainnya yang pada outputnya dinamakan khusuk.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mengatakan,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِّي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: إِنَّ فُلاَنًا يُصَلِّيْ بِاللَّيْلِ فَإِذَا أَصْبَحَ سَرِقَ؟ فَقَالَ: “إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا يَقُوْلُ

“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berkata, “Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut akan mencegah apa yang ia katakan.” (HR. Ahmad 2: 447, sanadnya shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Kebanyakan manusia sulit untuk memasuki kondisi shalat khusuk ini dimana sebagian kualitasnya adalah;

  1. Fokus dan konsentrasi. Berapa banyak dari kita yang bisa fokus dan konsentrasi dalam shalat ? Sangat jarang. Apakah indikator fokus dan konsentrasi dalam shalat itu terjadi ? Apabila pikiran sudah terasa melambat dan berbagai lapisan dalam kesadaran menyatu. Akal pikiran, insting, tubuh, perasaan menyatu dalam doa dan gerakan. Dengan adanya perubahan kesadaran seperti ini otomatis kerja seluruh sistim hormon dan saraf akan ikut berubah. Gelombang otak berubah melambat. Kesadaran mengalami kondisi kekhusukan.
  2. Bukan hanya rutinitas, doa dan gerakan saja. Karena sudah amat terbiasanya melakukan shalat maka kadang orang melakukannya hanya sekedar sebagai menunaikan kewajiban tanpa merasakan manfaat yang bisa didapatkan dari aktivitas shalat. Padahal ketika kita bisa melakukan shalat dengan benar, secara psikologis batin kita akan memunculkan kebahagiaan dan perasaan terangkat (exalted) secara rohaniah. Bagi mereka yang mengalami perasaan bahagia seperti ini, setiap waktu datang shalat merupakan waktu yang sangat ditunggu-tunggu. Waktu dimana seseorang bisa memurnikan dan menjernihkan pikirannya kembali.

Sampai disini kita telah memahami beberapa fenomena yang terjadi. Berbagai fenomena kemajuan jaman ini tampaknya tidak saling berhubungan, namun apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, berbagai fenomena ini memiliki satu tujuan yang sama.

\"\"

Arah dan Tujuan Konspirasi Korporasi Global